Sekolah umum seperti SMA saja contohnya, jarang ada yang secara intens mendalami ilmu bisnis, entah karna tidak ada dalam silabus atau kurikulumnya kaku. Siswa hanya ‘terilhami’ ilmu kewirausahaan yang nyata berdasarkan dari pengalaman bisnis sendiri atau melihat profesi ortu yang sebagai pengusaha.
Padahal penting sekali ditanamkan kemandirian untuk menghasilkan uang sejak masih dini, sebab bersamaan dengan tumbuhnya jiwa muda juga tidak selalu meminta dengan orang tua. Dengan catatan tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis.
Nah, postingan Wak Jamal kali ini akan menjabarkan apa saja usaha yang cocok dijalankan sambil mengenyam bangku pendidikan alias sekolah, paling tidak sebagai uang jajan tambahan. Yang sebagian besar Wak tulis berdasarkan pengalaman saya selama SD sampai SMA. :D
Apa aja bisnis usaha yang bisa diterapkan di waktu sekolah tersebut? Oke cekidot...
1. Jual Buku dan Peralatan Tulis
Yang namanya sekolah pasti dekat dengan peralatan tulis menulis, berhubung dulu toko yang menjual buku tulis lumayan jauh dari sekolah, jadilah saya manfaatkan sebagai peluang besar untuk berjualan buku tulis. Saya (yang pada saat itu masih kelas 4 SD) menjajakan buku atau pena kepada teman kelas yang membutuhkan. Dari inilah mungkin jiwa pedagang Wak Jamal mulai tumbuh.
Yah, yang namanya masih kecil ingusan, saya tidak pernah serius dalam hal apapun termasuk jualan buku. Iseng iseng belajar jualan, eh malah rugi dimana-mana. Teman kecil saya banyak yang main ambil aja baik pena atau pensil dalam tas tanpa sepengetahuan saya, begitupun juga sempat diakal-akali oleh abang kelas, akhir seri rugi deh jadinya.
Namun itu hanya berlaku tiga hari pertama berjualan saja, berikutnya saya berhasil, iya berhasil membuat anak orang bonyok karna masih berani mencuri buku.
Hehe, tidak, tidak. Saya beneran sukses menjajakan buku, kalau dihitung udah berpak-pak buku dan lusinan pena yang dijual. Ini semua karna Wak tekun belajar promosi. Dan jualan buku tulis saya berkembang positif, dari awalnya selalu membawa ‘dagangan’ ke sekolah akhirnya nitip di warung sekolah. Terlintas di pikiran “ini lebih efektif dan efisien”.
Saya masih ingat seruan promosi yang saya buat; “woiii bro!, kalau lu pada mau beli buku, pena, pensil dan penghapus tuh di warung mak utih sudah ada loh”. Padahal saya sendiri yang jual, hehe.
Ini pengalaman pertama kali Wak Jamal menempuh usaha. Disini saya mulai mengerti etika dan tata cara dalam bertransaksi.
2. Jualan Makanan Ringan
Merasa udah punya bakat dagang dari kesuksesan menjual peralatan tulis-menulis pada tahun sebelumnya (menurut saya udah sukses besar). Saya mencoba beralih ke urusan perut, yaitu cemilan "Keripik Bocah".
Mengapa saya bilang cemilan bocah, karna satu kemasan cemilan itu isinya pas untuk anak-anak dan harga terjangkau yakni lima ratus perak.
Cemilan yang saya jual adalah keripik dari singkong. Tentunya keripik ini bukan buatan saya, melainkan kreasi tangan dari ibu yang jago masak. Ibu saya menyuruh menjajakannya ke sekolah sebagai tambahan uang jajan. Nah loh. Jual jajan uangnya untuk beli jajan.
Sediki deskripsi: Keripik bocah terbuat dari singkong renyah diiris tipis dan dibalur bumbu tradisional pedas gurih yang kualitas rasanya asli nusantara berbaur cita rasa kaya rempah yang crunchy. Tersedia 3 varian rasa: asin original, cabai pedas, dan cabe rawit. Hmm ngiler sob? Hahaa.
Tugas saya pada saat itu membantu mengemas keripik kedalam plastik ukuran ¼ kilo gula pasir dan merekatkan kemasan pakai api lilin. Satu bungkusnya cukup untuk ukuran makanan ringan, yaah kalau mau kenyang mah yaa minimal makan 5 bungkus lah.
Last step, keripik bocah siap dijajakan. Hmmm, teringat dimana saya membawa 30 bungkus kripik dalam tas plastik besar ke sekolah. Dalam hitungan 1 jam istirahat keluar main, langsung ludes. Keripik singkong buatan mamah saya diserbu dari berbagai penjuru kelas.
Saya survei kecil-kecilan, “Mengapa kalian menyukai keripik bocah?”
Hasil jawaban rata-rata, “keripik singkongnya enak dan gurih bos, rasanya bikin nagih”. Hmmm... oke, besok saya akan bawa lebih banyak. :)
Bisa dikatakan bisnis cemilan ini lebih sukses dari bisnis pertama menjual peralatan menulis. Kurang lebih bertahan 2 tahun sampai lulus SD Wak Jamal jualan keripik ini, meski tidak rutin setiap hari jualan.
Selanjutnya, lagi-lagi saya menerapkan sistem titip untung, sama seperti buku (yang saya jual belikan sebelumnya di kelas 3) keripik singkong saya distribusi ke warung dan kantin-kantin terdekat dan hasilnya lumayan menambah celengan buat beli sepeda BMX.
Tidak sampai batas itu saja, saya juga menambah varian makanan ringan yakni keripik pisang, rempeyek dan keripik bayam. Biar banyak pilihan dan pastinya juga untuk menambah untung.
Sedikit perhitungan, saya menitip keripik di warung dengan rasio untung 80:20. misal laku 20 bungkus jadi perhitungannya dengan catatan harga per bungkus sudah seribu rupiah:
20 X Rp.1000 = 20000, berdasar kesepakatan 80:20 jadi Rp.16000 buat saya Rp.4000 buat yang punya warung.
Saya akan menjelaskan secara spesifik mengenai manajemen bisnis makanan di lain postingan. Stay tune aja di blog Wak Jamal sob.
3. Jualan Pulsa dan Voucher Internet
Tamat SD lanjut masuk bangku MTs. Saya berevolusi dari bocah menjadi bujang tanggung. Teringat, dimana saya pertama kali dibelikan handphone. Wah, kalau dikenang bahagianya luar biasa, saya dibelikan hp Nokia C1 oleh sang ayah harganya 700 ribu-an yang sebelumnya dijanjikan jika saya mendapat ranking satu.
Senang bukan kepalang sambil loncat-loncat kayak kangguru. Pamerin handphone baru sama sanak keluarga dan tetangga bahkan juga sopir angkot. Jangan bilang norak sob, namanya juga bocah labil dan Nokia Java masa Wak Jamal MTs dulu itu setara dengan Samsung S Series di zaman now. ;)
Saya main handphone sepanjang hari untuk main game sekali-kali nelpon mbak call center (pada saat itu gratis) kalau cowok yang ngangkat langsung diputusin teleponnya. Aduh keliatan ngenes yaa. Wkwkw.
Sebagai orang yang cepat bosan, saya jadi jemu main game di hp tiap hari. Sempat berpikir bagaimana cara dapat duit dari handphone dan ketemulah jalan keluarnya, yaa saya jualan pulsa bermodalkan hp C1 di genggaman.
Belajar dari paman Wak Jamal yang merupakan agen pulsa, saya mendapat banyak ilmu jualan pulsa. Saya akhirnya jadi tau cara minta saldo dengan agen besarnya serta step-step transaksi ke pembeli. Bermodal saldo 300.000 saya mencoba berjualan pulsa dengan menjangkau teman-teman MTs.
Masa MTs dulu boleh dikatakan masa gila gadget (walaupun sekarang juga masih sih). Apalagi teman-teman saya sudah mengenal yang namanya Facebook wah nambah jadi nih, anak-anak rela merogoh kocek beli pulsa atau paket internet.
Nah kebetulan sekali, kondisi ini saya manfaatkan sebagai lahan jualan kuota.
Saya rajin promosi salah satunya membuat brosur ditempelkan di mading sekolah, berbekal strategi marketing dimiliki sedikit embel-embel bonus. Seperti contoh, jika transaksi 5 kali dengan Wak atau menjadi pelanggan setia dapat undian bonus pulsa 5000.
Bisnis pulsa saya kembangkan ditambah juga menjual voucher internet yang modalnya didapat dari perputaran untung jualan pulsa pertama. Alhasil dagangan pulsa Wak Jamal laris manis.
Om saya yang senior pun bangga dengan prestasi saya sebagai agen pulsa junior, tanpa merasa tersaingi om saya malah mensupport saya dan memberi lebih banyak modal. “Hmmm... you’re a good person, uncle!”
Wak Jamal Semakin dikenal sebagai agen pulsa, dari MTs bahkan sampai saat ini saya masih menekuni jualan pulsa sebagai usaha sampingan.
4. Jasa Penulisan Makalah, Essay atau Remedial Teman
Nah, mungkin hal ini merupakan sesuatu yang ‘out of the box’ yang saya kerjakan. Bayangkan saja, tugas yang diberi guru pun bisa menjadi lahan bisnis. Woww.
Seperti biasanya, guru selalu memberi tugas kepada muridnya seperti pekerjaan rumah, tugas klipping, makalah dan lain-lain. Tentunya tidak semua dari kami menerima, sebagian ada yang terusik dengan berbagai tugas ini. Alasannya gak sempat lah, gak bisa ngerjainlah pusing-lah (dibaca: malas). Teman saya yang pemalas ini saya manfaatkan sebaik-baiknya. Dengan sugesti positif mengarah ke promosi.
“Oi bro, makalah bahasa kamu gimana? Udah dikejakan belum?”
“Belum nih bro, malas mau bikin”
“Wah kok ditunda-tunda segera bikin, kamis kumpul nah”
“Hehe, iya bro” *cengengesan*
“Sini, biar aku bantu bikinin makalah kamu, asal.... dua puluh (ribu) yaa..?”
“Masalah dana gampanglaah, pokoknya buat yang bagus ya”
“Sip, okelah bro. bentar juga beres”
Biasanya teman Wak yang biasa mengupah membuat tugas ini anak tajir. Namun mereka kurang paham mengolah data di komputer, ngetik pun gagu. Nah, berhubung saya sedikit bisa jalanin MS Word dan tahu internet, Wak siap berkreasi.
Dengan lima ribu duit, sebagai modal operasional baik biaya warnet sejam dan upah print, jadi deh makalah pesanan. Kalau segi tenaga gak perlu capek, karna cuma modal ngopas doang, plus sedikit merapikan tampilannya. Jadilah sebuah makalah.
Ehh... by the way, tindakan copasnya jangan ditiru ya sob. Itu kerjaan saya waktu bocah dulu (sampai sekarang juga sih... hehee).
Kadang juga ada anak yang minta ngerjain tugas lain seperti cerpen, puisi dan lainnya. Berikut tarifnya juga akan menyesuaikan tingkat kesusahan. Padahal sekali lagi, kebanyakan saya ambil dari internet dan cetak di kertas. Simple kan?
Disinilah awal mula era pemanfaatan internet dimulai. Keberuntungan bagi saya yang senang browsing, jadi tahu bagaimana langkah menulis serta menyusun sebuah tulisan yang berkualitas. Dengan terus berlatih menulis, kemampuan pun menjadi terasah. Awalnya biasa copy paste akhirnya bisa menulis beneran walaupun belum mahir.
Sampai ketahuan guru kalau teman saya copas, lantas saya juga kena marah. Saya jera dan jasa bikin tugas saya tutup sementara.
Namun sesampai SMA bisnis ini kembali ke permukaan. Yachh sobat tau sendirilah masa SMA itu masanya makalah berjamuran, otomatis tingkat permintaan pembuatannya juga tinggi. Teman sma jadi banyak yang minta bantu dengan upah seikhlasnya (minimal 50 ribu). Wkwkwk,,,.
Saya iseng buka web kecil-kecilan khusus jasa pembuatan makalah, cerpen, dan karya tulis lainnya. Alhasil saya pun kebanjiran order dari orang-orang yang kali ini jangkauannya seantero maya. Meski mudah kedengarannya bagi sobat, kenyataan susah juga, saya perlu optimasi dan promosi sana sini.
Kalau minat bisa kunjungi situs tersebut atau hubungin saya langsung. Hmm... sekali kali Wak Jamal promosi lah. Hhehe,,.
5. Membangun Situs atau Menulis Blog
Jreng... Inilah klimaks dari postingan ini dan jawaban mengapa artikel yang saya tulis bisa sobat baca. Iya benar! Blogging!
Kegiatan positif ini bisa dikerjakan waktu kapan pun. Ada dua poin utama mengapa menjadi blogger itu mengasyikan. Pertama, karna dapat memberi informasi dan pengalaman kepada orang lain, dan yang kedua mendapatkan penghasilan setidaknya membuat dompet tebal.
Berhubung blog Wak Jamal yang ini sebagai tempat share pengetahuan seputar bloging dan seo paslah jika saya jabarkan perihal bloging merupakan kegiatan mengasyikan apalagi di waktu luang.
Wak Jamal pertama kali mulai ngeblog dari kelas 1 SMA, di sela kesibukan sekolah saya mengurus blog. Pulang sekolah jam dua siang cari bahan postingan dan bikin coretan di word, malam harinya update postingan lalu besok subuh ngecek statistik begitulah tiap harinya sampai sekarang.
Saya menjadi maniak akan kegiatan satu ini. Banyak hal seru ketika masa ngeblog SMA, seperti gak mandi demi optimasi sampai tubuh kena gatal-gatal, memilih menunda makan agar bisa bertahan di mesin pencarian, atau masuk puskesmas demam diputusin neng adsense dan hal gila yang lain.
Terlalu panjang jika saya ceritakan disini, nanti ada postingan sendiri mengenai kegilaan ngeblog yang pernah Wak Jamal lakuin.
Sekedar pengulangan, ada dua poin utama mengapa menjadi blogger itu mengasyikan. Pertama, karna dapat memberi informasi dan pengalaman kepada orang lain, dan yang kedua mendapatkan penghasilan setidaknya membuat dompet tebal.
Setidaknya, Wak Jamal telah merasakan kedua poin diatas, namun untuk dompet tebal, masih belum deh kayaknya. :D
Demikian postingan Wak Jamal kali ini barangkali jika sobat yang membaca masih berstatus pelajar bisa mengambil inti pelajaran dari bisnis usaha yang bisa diterapkan pada waktu sekolah versi Wak Jamal ini. Saya harap generasi sekarang dan akan datang lebih banyak yang memahami prosedur bisnis sebagai prospek masa depan.
Okey Sob! See you in next session....
Salam WJ!
0 komentar